SUDAH DALAM KANTUNG MAYAT, DINYATAKAN SELAMAT


JAKARTA - Enam kursi pesawat harus dibongkar kemudian dipasangi tempat tidur untuk membawa Lisa Auparay, 20 tahun, korban banjir Wasior, dari Manokwari ke Jakarta. Lisa dirujuk Tim Dokter RSUD Manokwari ke Jakarta bersama Tim Sigab (aksi tanggap bencana) LKC Dompet Dhuafa Roby Suryadi ke RSCM dikarenakan keterbatasan tim medis dan alat kesehatan di RSUD Manokwari.
Pasien Lisa mengalami patah tulang bahu, luka menganga di kepala sehingga terlihat sebagian isi dalam kepala dan begitu juga ditemukan luka lebar di kaki kanannya.

Berangkat dari Manokwari pukul 13.00 WIT sampai di IGD RSCM 20.00 WIB. Pesawat sempat transit di Makasar selama 2 jam. Proses pemberangkatan dari Manokwari sampai Bandara Soekarno-Hatta (Soeta) tidak menemui masalah berarti. Hanya saja sesampai di Bandara Soeta untuk mendapatkan izin ambulance dalam penjemputan Lisa sedikit terkendala, agaknya administrasi tidak begitu peduli dengan kondisi pasien yang harus segera mendapat pelayanan kesehatan lanjutan di RSCM.

Menurut petugas bandara, hanya ambulance bandara saja yang bisa masuk sampai ke pesawat parkir, untuk ini Ambulance LKC harus standby di Centra Medika Bandara. Biaya pengambilan pasien dari pesawat dengan ambulance bandara tersebut, LKC dimintakan pembayaran Rp300.000,- dari tawar-menawar akhirnya disepakati Rp.200.000.
Alhamdulillah, setelah pembayaran selesai, pasien segera dilarikan oleh Ambulance LKC yang disupiri Nurrahim ke RSCM dengan kecepatan penuh. Sesampai di RSCM tim dokter IGD sudah standby dan langsung memberikan tindakan selain pemeriksaan pisik dilakukan juga biopsi dan pemeriksaan di radiologi, baik rongent maupun CT Scan. Proses pemeriksaan berlangsung pukul 20.00 WIB s.d 3.59 WIB, setelah itu pasien diinapkan di Irna Gedung A, kamar 510.

Kantong Mayat

Tak ada yang menyangka Lisa masih diberikan kesempatan hidup oleh Yang Maha Kuasa. Padahal ketika evakuasi terhadap korban bencana Wasior, Senin (4/10), Lisa sudah sempat diduga mati. Ia ditemukan tidak jauh dari bekas rumahnya oleh tim sar dalam kondisi kepala kejepit batu dan tubuh tertimbun lumpur. Setelah ia dimasukkan kantong mayat kemudian Lisa di bawa ke pelabuhan Wasior di mana mayat-mayat yang korban bencana itu dikumpulkan. Ketika menaruh kantong itulah Lisa bergerak dan berteriak sakit.

"Saya sadar dan tahu saya dimasukkan ke kantong mayat, tapi suara saya tak keluar karena saya tidak bisa menggerakan kepala saya. Ketika ditaruh di antara korban lain, saya merasa sakit karena tulang saya yang patah terasa bergeser. Lalu saya menggerakkan kaki serta berteriak semampu saya," cerita Lisa kepada lkc.or.id di RSCM, Minggu Malam (17/10/10).

Mengetahui Lisa masih hidup Tim Sar langsung mengontak helikopter dan melarikan Lisa ke RSUD Manokwari untuk mendapatkan pertolongan pertama. Di rumah sakit inilah Lisa bertemu dengan Tim Medis LKC, Roby Suryadi. Setelah berkoordinasi dengan tim medis di RSUD Manokwari akhirnya diputuskan untuk merujuk Lisa ke Jakarta, karena didiagnosa banyak luka spesifik karena benturan di saat terseret banjir.

Menurut Roby, sebenarnya rujukan ke RSCM ini sudah keluar tanggal 8 Oktober 2010, tapi karena alotnya urusan pesawat yang mau membawa pasien ke Jakarta akhirnya pemberangkatan tertunda hingga 18 Oktober 2010. "Syukurlah Merpati Air Lines mau membawa Lisa meski membongkar 6 bangkunya," kata Roby. "Untuk ini kepada Merpati kami haturkan terimakasih."

Bertahan

Menurut cerita Lisa, ketika banjir datang ia sedang berada di belakang rumah. Ia melihat sendiri dari kejauhan ada air bah datang setinggi pohon. Ia berteriak meminta kakak iparnya untuk membawa 3 ponakannya yang ada di dalam rumah untuk menyelamatkan dirinya. Mereka berhasil terhindar dari bencana itu. Hanya saja giliran Lisa ketika berupaya lari, air bah itu datang dan menyeret dia serta rumahnya.

"Aku tersangkut di pohon. Tapi tidak lama banjirnya malah lebih tinggi dari pohon itu. Saya terseret lagi, rumah tetangga yang hanyut menghantam saya, atap sengnya menggesek kepala saya dan membuat kepala saya luka sampai tulang tengkorak. Saya terus terseret dan tidak lama kepala saya sudah berada di antara dua batu," tutur Lisa.

Di dalam air yang bercampur lumpur, lanjutnya, ia berusaha untuk bertahan. Syukur ada rongga batu yang menjepit kepalanya tidak digenangi air, hal itu membuat ia masih bisa bernapas. Saat itu sudah merasakan kakinya luka, tangannya kejepit dan tulang bahunya patah. Kepalanya terus basah karena darah. Barulah sorenya ia dievakuasi, itupun dimasukkan ke dalam kantong mayat.

Sejak terjadinya banjir hingga ia berada di RSCM, ia sadar dan tidak pernah pingsan serta tidak pula muntah-muntah. Hanya saja tubuhnya tak bisa bergerak, kalau bergeser sedikit ia terasa sakit.

Menurut dokter jaga IGD RSCM, secara umum Lisa tidak ada gangguan berarti di bagian dalam, yang berbahaya hanya infeksi lukanya yang sudah bernanah di kepala. Dijadwalkan akhir pekan ini Lisa akan menjalani beberapa operasi untuk recovery. -LKC/Maifil

No comments:

Post a Comment